Rabu, 26 Oktober 2016

Adik dan Abang Jadi Tersangka Baru Bom LP


Setelah melakukan penyelidikan lanjutan, Kepolisian Resor (Polres) Lhokseumawe akhirnya berhasil mengamankan dua tersangka baru dalam kasus pengeboman Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas II Lhokseumawe, 


Kedua tersangka ternyata merupakan adik dan abang kandung dari Fauzi, narapidana (napi) yang sudah duluan ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus itu.
Dengan demikian, hingga , polisi telah menahan tiga tersangka dalam kasus ini. Selain itu, polisi juga telah berhasil mengidentifikasi bahwa bom rakitan itu dirakit Fauzi di dalam LP.
Kapolres Lhokseumawe, AKBP Hendri Budiman menyatakan, awalnya ia mendapat informasi bahwa ada dua pria yang diduga hendak menjemput Fauzi jika berhasil kabur dari pagar beton yang berlubang akibat terkena bom rakitan itu. Salah satunya adalah A.
Apalagi dikuatkan dengan fakta ditemukannya handphone milik A di dekat dinding LP yang berlubang. “Kita bekerja sama dengan sebuah bank di dekat LP untuk melihat rekaman CCTV. Di sana terekam gerak-gerik A. Akhirnya, kita berkesimpulan bahwa A terlibat. Makanya pada Senin (24/10) malam dia kita jemput di kawasan Dewantara, Aceh Utara,” katanya.
Perkembangan lainnya, kata Kapolres, dari hasil pemeriksaan sejumlah saksi juga berhasil diungkap bahwa R ikut membantu Fauzi dalam merakit bom di LP. Atas dasar itu, R pun langsung ditahan di Mapolres Lhokseumawe dalam status tersangka.
“Begitupun, untuk perkara ini kita masih memburu satu tersangka lainnya, yakni kawan A yang saat itu hendak menjemput Fauzi,” ujarnya.
Kapolres juga menyebutkan, kedua tersangka baru yang merupakan warga Muara Satu, Kota Lhokseumawe itu adalah R. Dia napi narkoba yang dijatuhi hukuman penjara lima tahun tiga bulan, tapi baru setahun dijalaninya.
Tersangka lainnya adalah adik R, yakni A yang bertugas memasok bahan-bahan untuk perakitan bom ke dalam LP. Ia sekaligus bertugas menjemput Fauzi apabila berhasil lolos setelah meledakkan tembok LP. Posisi A saat peledakan itu, menurut Kapolres, berada di dinding dekat lubang, sehingga ia pun mengalami luka lecet terkena serpihan beton.
Adapun tersangka utama adalah Fauzi yang hingga tadi malam masih dirawat di Rumah Sakit Kasih Ibu Lhokseumawe. Sebagaimana diberitakan kemarin, kedua tangan Fauzi terpaksa diamputasi tim dokter karena kondisinya rusak parah dan tak mungkin lagi dipertahankan.Kapolres juga mengungkapkan bahwa bom itu dirakit Fauzi di dalam LP secara bertahap dalam sebulan terakhir. Sedangkan bahan-bahan yang dia gunakan untuk merakit bom dipasok A dari luar. “Jadi selama ini, Fauzi meminta tolong pada R agar menyuruh A membawakan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk merakit bom. Misalnya, korek batang yang diambil mesiunya, lem, belerang, dan lainnya. Jadi, barang-barang tersebut dipasok A secara bertahap,” bebernya.
Disebutkan, R juga sempat melihat sekitar dua kali Fauzi merakit bom. Tapi Kapolres memastikan, R tak punya niat untuk melarikan diri bersama Fauzi. Ia hanya membantu saja. Bahkan saat peledakan terjadi, R malah sedang tidur-tiduran di bilik LP.
AKBP Hendri Budiman menyebutkan bahwa bom rakitan itu sudah diurai Tim Labfor Polri Medan, Sumatera Utara. Isinya terdiri atas mesiu dari korek api, belerang, kaleng makanan, kaleng bedak, dan lainnya. “Semua bahannya adalah barang-barang yang mudah didapat di pasar,” katanya.
Kapolres mengimbau masyarakat tak perlu resah atas insiden bom di LP Kelas II Lhokseumawe itu. Apalagi kejadian itu tak ada kaitannya dengan teroris maupun agenda pilkada, melainkan murni kriminal.
Sebagaimana diberitakan kemarin, sebuah bom rakitan meledak di LP Kelas II Lhokseumawe, Minggu (23/10) sekitar pukul 14.15 WIB. Akibatnya, dua napi luka-luka, salah satunya kritis. Napi yang kritis itu adalah Fauzi yang sudah ditetapkan polisi sebagai tersangka peledakan. Pria asal Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe itu dipenjara karena terlibat kasus narkoba.
Sedangkan satu napi lagi yang terluka adalah Tarmizi, juga warga Muara Satu, Kota Lhokseumawe. Ia dipenjara karena kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Tapi ia hanya mengalami dua luka kecil di jidatnya.
Polisi juga menemukan satu bom rakitan yang dibuat dari kaleng sarden berdiameter sekitar 10 cm dan panjang 12 Cm. Bom itu ditemukan di dekat lokasi ledakan

                        BERITA TERBARU | BERITA TER UP-DATE | BERITA INDONESIA

SITUS JUDI ONLINE TERPERCAYA



0 komentar:

Posting Komentar